Indonesian tourism

do you know indonesian? Indonesia, a home of 220 million people, an archipelago consisting of 17,508 islands and a land that thrives in diversity, is without a doubt one of the few countries in the world with an abundance of cultures. In the life of an Indonesian, rites of passage are founded on customary or "adat" law, which differs from area to area. "Adat" law has a binding impact. Religious influences on the community are variously evident from island to island.



IndoBanner Exchanges

Wednesday, June 11, 2008

Studio 76, Belajar Membuat Perhiasan Perak



Liburan di Yogyakarta kurang lengkap kalau tidak ke Kotagede. Jangan hanya membeli perhiasan perak Kotagede!!! Mengapa tidak mencoba membuat sendiri??? Hanya dalam waktu 3 jam dengan bimbingan instruktur professional Anda bisa membuat cincin, liontin, ... oleh-oleh asli kotagede ... asli buatan sendiri. Dijamin!!

Studio 76 sebuah rumah seni yang memproduksi kerajinan perak seperti miniatur andong, becak, kereta kencana, peralatan makan perak dan lain sebagainya. Selain memproduksi kami juga menawarkan kursus membuat perhiasan perak untuk wisatawan yang sedang berkunjung ke Yogyakarta.

Dengan pengalaman mengajar selama 6 tahun, kami yakin dapat membuat Anda bangga, puas dan terkesan dengan perhiasan buatan Anda sendiri, hasil kursus di Studio 76.

Studio 76 terletak di tengah Kotagede dan Anda akan menemukan Kotagede yang sebenarnya dengan kehidupan khasnya, dengan pengrajin peraknya, makanan khas tradisionalnya dan juga dengan bangunan-bangunan kunonya.

Berikut paket-paket kursus yang kami tawarkan yang dapat disesuaikan dengan waktu liburan Anda di Yogyakarta.

Short Course
Kursus singkat dengan durasi 3 - 4 jam. Meskipun kursus singkat tetapi dengan bimbingan instruktur professional peserta sudah bisa membuat perhiasan sendiri seperti cincin, anting ataupun liontin. Semua tahap dikerjakan sendiri oleh peserta mulai dari disain, penempaan, pengukiran, pematrian, pemolesan dan lain sebagainya. Instruktur hanya mengarahkan dan membetulkan pengerjaan yang kurang bagus. Pada akhir kursus peserta akan sangat bangga dan tidak percaya dapat membuat perhiasan sendiri dengan hasil yang bagus.

Waktu:
3 pilihan waktu setiap hari

09.00 - 12.00
13.00 - 16.00
17.00 - 20.00
Fasilitas:

Penjelasan sejarah kerajinan perak di Kotagede
Sewa alat dan Studio praktek
3 jam Instruktur bahasa Indonesia, Inggris, Prancis
Perhiasan hasil kursus maksimal 5 gram
Biaya:

Rp. 100.000/pax (1 orang)
Rp. 90.000/pax (2-3 orang)
Rp. 75.000/pax (4-6 orang)
Catatan:
Demi efektifitas kursus ini dibatasi maksimal 6 orang per sesi.

Fullday Course
Tentu saja dengan waktu dan bahan perak yang lebih banyak peserta dapat membuat perhiasan yang lebih cantik. Selain itu banyak peserta Short Course yang kembali lagi dan ingin membuat sesuatu yang lebih dari kursus pertama mereka.

Waktu: 09.00 - 16.00 (istirahat makan siang 1 jam)

Fasilitas:

Penjelasan sejarah kerajinan perak di Kotagede
Sewa alat dan Studio praktek
7 jam Instruktur bahasa Indonesia, Inggris, Prancis
Perhiasan hasil kursus maksimal 10 gram
Makan siang menu setempat
Biaya:

Rp. 200.000/pax (1 orang)
Rp. 175.000/pax (2-3 orang)
Rp. 150.000/pax (4-6 orang)
Catatan:
Demi efektifitas kursus ini dibatasi maksimal 6 orang per sesi

Weekend Course
Paket ini kami tujukan kepada peserta yang tidak bisa datang ke Yogyakarta. Seperti namanya kursus ini diselenggarakan hari Sabtu dan Minggu dari jam 09 pagi sampai jam 04 sore dengan istirahat makan siang 1 jam. Paket ini sudah termasuk peralatan dasar untuk pembuatan perhiasan perak dan diharapkan setelah mengikuti kursus ini peserta dapat berkreasi sendiri dengan peralatan yang sudah ada.

Waktu:
Sabtu dan Minggu, jam 09.00 - 16.00 (istirahat makan siang 1 jam)

Fasilitas:


Penjelasan dasar - dasar kerajinan perak
Peralatan dasar pembuatan perhiasan perak
Modul kursus dasar perhiasan perak
Instruktur bahasa Indonesia, Inggris, Prancis
Hasil kursus maksimal 20 gram
Biaya:


Rp. 2.000.000 untuk 2 orang
Setiap tambahan peserta membayar Rp. 750.000 / orang.
Biaya sudah termasuk transportasi instruktur (kota besar pulau Jawa)
Catatan:
Demi efektifnya kursus peserta dibatasi maksimal 6 orang

Arranged Course
Kursus ini menyesuaikan dengan target, waktu dan keinginan peserta.

Semua kursus harus reservasi sebelumnya.
Untuk reservasi, silakan telpon Agus: +62 81 2278 2279

STUDIO 76
Jl. Purbayan KG 3 / 1190 Kotagede Yogyakarta
Phone: +62 274 7147676
Fax: +62 8122782279
Contact Person:
Agus: +62 8122782279
Shortcut URL:
http://www.yogyes.com/studio76



IndoBanner Exchanges

Kursus Batik, Menyelami Budaya Batik Tulis hingga Lukis



Mengunjungi Yogyakarta, anda tak hanya bisa membeli dan menikmati karya seni batik yang mengagumkan, tetapi juga berkesempatan untuk mempelajari teknik pembuatannya. Kesempatan yang sangat berharga itu dikemas dalam paket wisata menarik dengan durasi yang cukup singkat dan harga yang terjangkau, pasti akan sangat menyenangkan.

Ragam batik yang bisa dipelajari meliputi batik tulis, batik cap dan batik lukis. Setiap tempat yang menawarkan biasanya memiliki spesifikasi tersendiri tentang jenis batik yang diajarkan. Selama sehari, biasanya dibagi dalam dua sesi, anda akan belajar seluruh proses pembuatan batik yang umumnya terdiri dari pembuatan motif, pewarnaan kain, proses ngorot malam dan penjemuran.

Proses pembuatan motif dimulai ketika seluruh bahan, terutama kain mori, telah siap. Pembuatan motif ini dilakukan dengan bahan utama lilin atau malam yang digunakan sebagai zat perintang warna. Bila ingin membuat batik tulis, maka pembuatan motif digunakan dengan alat bantu canting sementara batik cap menggunakan cap batik yang telah didesain sesuai motif yang diinginkan.

Biasanya, anda bebas memilih motif yang hendak dibuat. Motif-motif unik yang bisa dibuat misalnya motif ceplok, motif cecek sawut dan motif semen. Semua motif itu terdapat pada bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia. Motif ceplok terdapat pada Candi Borobudur, motif cecek sawut terdapat pada hiasan genderang perunggu pada Zaman Perunggu sementara motif semen terdapat pada makan Ratu Kalinyamat.

Proses dilanjutkan dengan mewarnai kain. Caranya, kain yang telah dimotif dicelupkan dalam ember yang berisi zat warna. Sepertinya proses ini sederhana, namun sebenarnya cukup sulit, apalagi bila menginginkan batik lebih dari dua warna. Banyak pembatik masih menggunakan pewarna alami yang terbuat dari bahan alam tertentu, namun banyak pula yang menggunakan pewarna sintetik.

Usai mewarnai kain hingga merata, proses pembuatan batik dilanjutkan dengan nglorot malam, atau melarutkan lilin yang melekat di kain. Mulanya, disiapkan dulu air mendidih yang dicampur dengan abu soda dan akhirnya kain dicelupkan hingga seluruh lilin larut dalam air. Bila lilin belum juga larut, maka harus dibersihkan dahulu pasca pelorotan.

Tahap akhirnya adalah pencucian. Bila menggunakan pewarna alami, maka pencuciannya tidak bisa menggunakan deterjen sebab akan merusak warna. Setelah dicuci, kain dijemur dengan cara diangin-anginkan agar warna tak pudar. Setelah dijemur inilah anda bisa melihat perbedaan batik yang diwarnai dengan pewarna alami, biasanya warnanya akan lebih kusam.

Tempat-tempat kursus batik di Yogyakarta menyediakan instruktur-instruktur profesional sehingga bisa membuat anda mahir meski kursus dalam jangka waktu singkat. Beberapa tempat juga memiliki instruktur yang menguasai bahasa asing, umumnya Bahasa Inggris, sehingga memudahkan anda memahami materi yang diberikan.

Beberapa tempat yang menyediakan jasa kursus batik antara lain Sanggar Kalpika yang berada di Kampung Taman, sebelah barat Tamansari. Di sana, anda akan ditawari belajar batik lukis. Bagi anda yang ingin mempelajari batik tulis dan cap (cetak), Balai Batik adalah tempat yang tepat. Lembaga yang berlokasi di Jalan Kusumanegara ini menyiapak tenaga dan ruangan khusus bagia anda yang ingin belajar membatik. Biaya yang dikeluarkan bervariasi sesuai durasi kursus yang diinginkan, berkisar antara Rp 250.000,00 hingga Rp 1.500.000,00.

Selain belajar membatik, anda juga bisa mengamati aktivitas dan hasil karya pembatik Kampung Taman yang sejak 30 tahun lampau mengembangkan batik lukis. Anda juga bisa melihat beragam karya batik nusantara yang dipamerkan di Balai Batik.

Naskah: Yunanto Wiji Utomo
Artistik: Agung Sulistiono Mabruron
Copyright © 2007 YogYES.COM



IndoBanner Exchanges

PECEL BAYWATCH






PECEL BAYWATCH - Menyantap Pecel Kembang Turi Racikan Mbah Warno "Anderson"
Semula saya sempat bingung dengan julukan Pecel Baywatch yang disandang oleh pecel Mbah Warno. Terlintaslah imajinasi nakal tentang sosok penjual pecel yang mengenakan bikini seperti Mbak Pamela Anderson atau setidaknya warung ini berada di pinggir pantai. Ternyata salah semua. Beginilah cerita lengkapnya.

Warung Mbah Warno terletak di daerah Kasongan, tepatnya berada di jalan menuju Gunung Sempu. Warung yang sudah berdiri sejak 35 tahun lalu ini sangat sederhana. Papan nama warung pecel Mbah Warno ini hanya berukuran 30 x 20 cm2 yang pasti terlewat jika tak benar-benar memerhatikannya. Interior warung diisi oleh perabot yang fungsional dan apa adanya. Hanya terdapat beberapa meja dan kursi kayu serta satu dipan bambu. Di belakang meja tempat meletakkan dagangannya, terdapat dapur berisikan beberapa anglo yang selalu mengepulkan asap. Sebuah posisi yang tak disengaja sebenarnya, sebab dapur dalam konsep Jawa biasanya terletak di bagian belakang. Mbah Warno meletakkan dapur di bagian depan warung pasca gempa Mei 2006 yang meruntuhkan bangunan rumahnya. "Belum punya uang untuk membangun dapur baru", ujarnya.

Mbah Warno menjajakan menu utama pecel dengan beragam lauk sebagai pengiringnya. Mulai dari lele dan belut goreng kering, tahu bacem, mangut belut (belut bersantan yang dibumbui cabai), hingga bakmi goreng. YogYES memesan semuanya agar dapat merasakan aneka rasa masakan Mbah Warno ini.

Sambil menunggu, pikiran saya melayang menelusuri asal-usul pecel yang sama tidak jelasnya dengan soto. Banyak daerah di Jawa memiliki pecel dengan ciri khasnya masing-masing, misalnya Pecel Madiun, Pecel Blitar, Pecel Madura, Pecel Slawi dan lain-lain. Namun setidaknya, seorang sejarawan Belanda bernama H.J Graaf pernah mengungkapkan bahwa ketika Ki Ageng Pemanahan melaksanakan titah Sultan Hadiwijaya untuk hijrah ke hutan yang disebut Alas Mentaok (sekarang Kotagede), rombongan beliau disambut masyarakat di pinggir Sungai Opak dan dijamu dengan berbagai jenis masakan, termasuk pecel.

Lamunan saya terputus saat pecel dan beberapa makanan pengiring tiba di meja. Seporsi pecel, lele goreng, dan tahu bacem seolah menantang untuk secepatnya dinikmati. Terdapat empat jenis sayuran dalam hidangan berlumur bumbu kacang ini yakni daun bayam, daun pepaya, kembang turi (Sesbania grandiflora), dan kecambah / taoge. Kita akan disergap rasa manis dari bumbu kacang yang menggelitik lidah. Saat menguyah kembang turi yang agak getir, rasa manis tadi berpadu sehingga menghasilkan kelezatan yang sulit diungkapkan.

Pecel dengan kembang turi merupakan ciri khas pecel "ndeso". Jaman sekarang sudah sulit untuk menemukan penjual pecel seperti ini. Konon kembang turi memiliki khasiat meringankan panas dalam dan sakit kepala ringan. Jadi tidak heran bila orang Jawa, India, dan Suriname (masih keturunan Jawa juga sih, hehehe) sering menyantap kembang turi muda sebagai sayuran.

Pecel akan bertambah nikmat jika ditambah dengan lele goreng atau tahu bacem. Lele goreng di tempat ini dimasak hingga kering sehingga crispy ketika digigit. Sedangkan tahu bacem yang berukuran cukup besar dapat dinikmati sebagai cemilan bersama cabai rawit. Selain itu juga terdapat hidangan lain seperti belut goreng dengan dua variasinya. Pertama, belut goreng kering yang berukuran kecil dan belut goreng basah yang lebih besar. Ada juga bakmi goreng dan mangut belut bagi anda yang menggemari makanan pedas. Asap dari anglo menambah sensasi rasa dari hidangan di warung ini.

Entah karena kenyang atau efek kembang turi, selesai makan kepala saya terasa lebih cerdas dari biasanya. Sambil ngobrol ringan dengan Mbah Warno dan asistennya, saya jadi paham kenapa pecel di tempat ini dijuluki Pecel Baywatch. Hal itu karena Mbah Warno dan asistennya selalu mengenakan sejenis baju yang disebut kaus kutang. Pakaian yang sangat nyaman untuk dikenakan di tengah udara pedesaan Kasongan Bantul yang kering dan panas.

Walau penjual pecel ada dimana-mana, Pecel Baywatch tetap menawarkan sesuatu yang lain bagi anda. Sebuah kombinasi kelezatan makanan, suasana pedesaan yang kental, dan keramahan Mbah Warno "Anderson". (nang)



IndoBanner Exchanges

NASI GORENG BERINGHARJO - Kelezatan Kuliner Jawa Cina



Nasi Goreng Beringharjo, kini bisa dijumpai di Jalan Mataram, tepat di pertigaan ketiga sebelah kiri jalan yang menuju ke pasar bersejarah di Yogyakarta itu. Sebelum penghujung tahun 2004, tepatnya sebelum ada pembersihan pedagang kaki lima di wilayah tersebut, nasi goreng itu bisa ditemui di pertigaan menuju kawasan Shopping yang kini dirombak menjadi Taman Pintar, Taman Budaya Yogyakarta dan Pusat Penjualan Buku.

Nasi goreng ini adalah salah satu yang pantas dicicipi sebab kelezatannya telah diakui banyak orang dan dikenal sejak tahun 1960-an, saat sang penjual memulai bisnisnya. Tak perlu menunggu lama jika hendak mencicipinya, sebab penjual biasanya memasak nasi goreng langsung dalam jumlah besar sehingga bisa dihidangkan dalam waktu cepat. Anda bisa datang mulai pukul 18.00 WIB hingga sekitar pukul 23.00 WIB bila ingin mencicipinya, serta bisa memilih ingin duduk lesehan atau di kursi yang tersedia.

Menyantap nasi goreng ini, anda akan merasa seperti mendengarkan sepiring cerita tentang akulturasi Jawa Cina. Jenis masakan nasi goreng sendiri misalnya, sebenarnya berasal dari daratan Cina yang kemudian 'bermigrasi' ke Indonesia. Mulanya, nasi goreng muncul dari tradisi bangsa Cina yang tak ingin membuang nasi sisa, sehingga nasi tersebut diolah dengan bumbu-bumbu yang tersedia, seperti bawang merah, bawang putih dan kecap. Ketika bangsa Cina mulai berdatangan ke Indonesia, masakan itu pun mulai dikenal oleh warga negara Indonesia dan berangsur menjadi satu dengan masakan Indonesia sendiri.

Bukti akulturasinya adalah adanya berbagai variasi nasi goreng, mulai nasi goreng ayam, nasi goreng sea food, nasi goreng kambing, bahkan nasi goreng pete yang notabene bumbu khas Indonesia. Rasanya pun bermacam-macam, ada yang lebih menonjolkan citarasa bawang putih, ada pula yang menonjolkan citarasa bahan tambahannya, misalnya ayam. Nasi goreng Beringharjo memilih memasak nasi goreng ayam dan "B2".

Bicara tentang kecap sebagai salah satu bumbunya, itu pun menyimpan cerita tentang penyesuaian bangsa Cina ketika tinggal di Jawa. Kecap, sebenarnya bernama kie tjap, dibuat dari sari ikan yang difermentasikan. Ketika bangsa Cina tinggal di Jawa dan menemukan bahwa kedelai lebih murah dibandingkan ikan, bahan baku pembuatan kie tjap pun diubah menjadi dari kedelai. Akibatnya, kie tjap pun tidak lagi memiliki citarasa ikan, tetapi hanya berasa manis untuk kecap manis, begitu pula nasi goreng. Citarasa bawang putih yang sangat kuat pun juga menjadi ciri masakan-masakan yang berasal dari Cina.

Meski akibat akulturasi itu terdapat banyak sekali nasi goreng di hampir setiap sudut gang, Nasi Goreng Beringharjo tetap memiliki kekhasan. Proses memasak misalnya, tak seperti nasi goreng lain yang memasak dalam jumlah kecil. Sekali masak, penjual bisa menuangkan nasi sebanyak setengah bakul di wajan super besar yang telah diisi oleh bumbu khusus. Disebut bumbu khusus karena ia tak lagi meracik di tempat penjualan, tetapi sudah dalam bentuk campuran yang siap untuk melezatkan nasi goreng.

Daging ayam atau "B2" ditambahkan pada saat nasi goreng telah ditaruh dalam piring. Selain itu, ditambahkan pula beberapa iris tomat, kol, daun seledri, telur dadar bulat dan acar sebagai pelengkap. Sepiring nasi goreng berharga Rp 5.000,00 untuk ayam dan Rp 6.000,00 untuk "B2". Karena lezat, banyak pengunjung memesan nasi dalam porsi yang lebih besar, mulai dari 1,5 hingga 2 porsi langsung untuk satu orang.

Rasa nasi goreng ini bisa dikatakan pas, tak terlalu manis juga tidak terlalu asin. Aroma bawang putihnya tak begitu kuat namun tetap terasa. Nah, bagaimana, tertarik mencicipinya? Selain nasi goreng, tersedia juga bakmi dan bihun serta "B2" kecap yang tak kalah nikmat.



IndoBanner Exchanges

Tuesday, June 10, 2008

Menikmati Bakso ala Jepang

Food & Resto
Sabtu, 7 Juni 2008 - 13:23 wib
BAKSO dapat ditemukan di mana saja. Kendati berbahan dasar sama, cita rasa, cara pengolahan, dan penyajian bola-bola dari daging itu berbeda dan semakin berani.

Bakso telah menjadi makanan kegemaran segala usia dan semua kalangan. Bakso bakar, bakso keju, bakso sumsum hingga bakso kepiting hadir untuk memanjakan lidah penikmatnya.

Bisa jadi, bakso merupakan makanan ringan yang paling sering ditemui di tengah masyarakat. Tidak hanya menu di restoran, bakso juga mudah ditemui lewat para penjual keliling sampai hotel berbintang.

Seperti menu Sabuso. Asisten Manajer Food & Beverage Hotel Santika Premiere, Semarang, Buntoro BR, mengatakan Sabuso menawarkan penyajian bakso yang berbeda.

"Sabuso menyuguhkan sesuatu yang beda, baik penampilan maupun penyajiannya. Metode ini diharapkan bisa menawarkan sensasi baru bagi penggemar bakso, termasuk petualangan rasa," sebut Buntoro. Keunikan seperti apa yang ditawarkan?

Sabuso menawarkan cara penyajian yang berkonsep seperti makan sabu-sabu. Ya, di sini tamu bisa memilih butiran-butiran bakso sesuka hati, sayuran, dan jumlah butirannya.

"Konsep penyajian ala Jepang ini untuk memberikan kenyamanan pada pengunjung dan menciptakan tren baru dalam menikmati makanan bakso," timpal Sous Chef Hotel Santika Premiere Hadi Waluyo.

Meracik sendiri! Konsep baru yang ingin ditawarkan. Di sini, benar-benar bakso pilihan Anda.

Misalkan, Anda tidak menyukai salah satu sayur tidak perlu repot-repot menyingkirkannya di pinggir piring. Anda hanya perlu mengabaikannya dengan tidak perlu memasukkan ke steam boat.

Dalam satu paket tersedia bermacam jenis bakso seperti bakso sapi, bakso ikan, bakso ayam, udang goreng panir, dan stick pangsit isi daging.

Begitu pula dengan sayuran, mulai caisim slice, sawi putih slice, bawang daun, taoge panjang, jamur merang slice, dan mi telur rebus.

Cara menikmatinya pun mudah. Sebelum menikmati, Anda tinggal memasukkan sayuran dan bakso ke dalam steam boat. Jadi, bakso hangat akan selalu menemani Anda saat bersantap.

Masih ada sensasi lain, bermacam-macam bakso yang ditawarkan juga renyah dan gurih meski tidak dimasukkan ke dalam steam boat. Tinggal mencocolkan ke dalam saus dan kecap, Anda bakal merasakan sensasi yang berbeda.
(sindo//tty)



IndoBanner Exchanges






Pedas identik dengan cita rasa menu asal tanah Minangkabau. Walau makanan ini kerap kali membakar lidah, peminatnya tidak pernah surut. Masakan Padang bisa juga merambah ke coffee shop.

Setidaknya, Kenanga Coffee Shop yang ada di Hotel Melawai, Jakarta, tertarik untuk ikut memopulerkan jenis menu tersebut kepada pengunjungnya. Promosi aneka menu asal Provinsi Sumatra Barat itu sedang berlangsung dan akan berakhir pada akhir Juni mendatang. Berbagai jenis masakan Padang, mulai rendang, ayam bakar, hingga ayam pop disediakan di coffee shop yang identik dengan nuansa merah tersebut.

Untuk mendapatkan cita rasa yang benar-benar sama dengan masakan Padang di daerah aslinya, Kenanga Coffee Shop menggunakan bumbu-bumbu tradisional seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan serai yang menjadi bumbu utama masakan Padang di daerah asal.

"Kami sengaja mengadakan promosi masakan Padang karena banyak tamu yang memesan masakan tersebut. Untuk pengobat rindu pada masakan Ranah Minang itu, kami membuat masakan yang identik dengan rasa di daerah aslinya," kata Executive Chef in Charge F & B Manager Hotel Melawai Jakarta Haddy Ratony.

Seperti di daerah asalnya, di Kenanga Coffee Shop, rendang juga menjadi menu unggulan yang banyak diminati oleh para tamu yang berkunjung. Rendang yang merupakan masakan bersantan dengan daging sebagai bahan utamanya, menjadi unggulan karena rasanya yang benar-benar menggigit lidah.

"Untuk mendapatkan rendang dengan rasa yang sempurna, daging yang kami buat sebagai bahan dasarnya, haruslah daging sapi yang benar-benar segar," terang Haddy.

Menu lainnya yang tidak kalah menggoda untuk dicoba di Kenanga Coffee Shop adalah menu bernama ayam pop. Tidak mudah memang menemukan menu ini di rumah makan Padang karena proses pembuatannya yang lebih rumit.

"Ayam yang digunakan pada ayam pop adalah ayam kampung. Selain ayam kampung, rasanya akan sangat berbeda," ujar chef yang telah keliling Indonesia untuk mempraktikkan keahliannya memasak itu.

Untuk mendapatkan ayam pop yang empuk, Haddy mengaku menggunakan ayam kampung yang masih berusia mulai tiga hingga empat bulan. Lebih dari itu, daging ayam akan terasa alot.

"Agar daging ayam benar-benar matang dengan sempurna, kami merebusnya langsung dengan bumbu. Setelah itu dicelupkan sekejap saja dalam minyak yang panas, agar bumbu tertinggal di dalam daging," jelasnya.

Bagi penggemar aneka ikan, jangan berkecil hati dulu, karena Kenanga Coffee Shop juga menyediakan aneka masakan Padang berbahan dasar daging ikan.

Menu itu di antaranya ikan laut bakar bumbu kuning dan gulai kepala ikan kakap merah. "Kepala ikan kakap merah, juga menjadi salah satu menu favorit di coffee shop kami, karena di mana-mana ikan selalu menjadi menu yang dicari," katanya. (sindo



IndoBanner Exchanges

Keunikan Menu Sapi Peking

Food & Resto

Senin, 9 Juni 2008 - 12:32 wib
SELAMA ini bebek peking selalu menjadi menu andalan restoran China. Padahal, dengan pengolahan yang maksimal, daging sapi pun bisa dijadikan pengganti daging bebek.

Bebek peking atau yang dikenal dengan peking duck adalah sajian favorit dari daratan China. Menikmati sajian bebek panggang dengan saus khusus itu bisa jadi merupakan keinginan banyak orang. Di Pangeran Cafe, yang terletak di Hotel Wiltop, Jakarta, bebek peking hadir dengan bentuk dan bahan baru yang unik karena terbuat dari daging sapi.

Berbeda dengan bebek peking biasa yang memiliki daging lebih kecil dan selalu disajikan bersama kulit bebek yang sedikit alot, daging sapi peking memiliki irisan daging yang besar dan empuk.

"Ini adalah inovasi terbaru kami. Selama ini menu bebek Peking terbuat dari bebek. Di kafe ini, kami membuatnya dari daging sapi. Rasanya benar-benar menggoda," kata Chef De Pastry Hotel Wiltop Jakarta Isnan.

Untuk mendapatkan daging sapi peking yang tidak kalah dengan bebek peking, chef yang telah berpengalaman puluhan tahun di dunia kuliner ini menggunakan arak putih, jahe, dan kapulaga dalam proses pembuatan menu tersebut.

"Sebelum daging sapi diolah menjadi menu daging peking, daging dipanggang dulu. Setelah itu baru direndam dengan bumbu," sebutnya.

Keunikan lain dari daging sapi peking, menurut chef yang telah delapan tahun bekerja di Pangeran Cafe ini, adalah sausnya yang memiliki rasa tidak berbeda dengan bebek peking. "Agar daging empuk, kami menggunakan daging tenderloin dari sapi yang tidak terlalu tua," ujarnya.

Selain daging sapi peking, Pangeran Cafe juga hadir dengan menu lain yang tidak kalah menggugah selera. Menu tersebut seperti terung schehuan dan mi goreng singapore.

"Terung schehuan yang kami sajikan terbuat dari terung sayur biasa. Namun, dengan inovasi dan bumbu yang lengkap, kami membuatnya berbeda," kata Isnan lagi.

Berbeda dengan menu bercita rasa tradisional Indonesia, menu-menu Oriental, menurut Isnan, memiliki rasa yang cenderung asam, pedas, dan manis.

"Menu Oriental kental dengan kolaborasi tiga rasa tersebut. Itulah yang membuat menu Oriental banyak digemari karena cocok dengan lidah siapa saja," ucapnya.
(sindo//tty)